top of page

Bagaimana Fintech Mempengaruhi
DUNIA BISNIS DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

Mochamad Maulia Giffary

Terdapat berbagai pengertian dari istilah "teknologi finansial,“ Teknologi finansial yang kerap disebut fintech, menurut Rhode-Kropf dalam Mayor (2021) adalah setiap perusahaan yang menggunakan teknologi untuk mendukung layanan keuangan berjenis apa pun, baik teknologi regulasi, pinjaman, pembayaran, tabungan, investasi, asuransi, masukan robo, akuntansi, manajemen risiko, proses klaim, dan penjaminan. Dalam hal ini, fintech diartikan dengan perspektif yang Van Loo (2018) sebut institusional karena pengertian ini berorientasi pada badan korporasi yang menyediakan layanan keuangan tertentu. Ia membandingkan paradigma tersebut dengan sudut pandang produk yang berfokus pada layanan keuangan yang didukung teknologi itu sendiri. Sementara itu, Bank Indonesia (2020) mengartikan fintech sebagai penggunaan teknologi dalam sistem keuangan yang menghasilkan produk, layanan, teknologi, dan/atau model bisnis baru serta dapat berdampak pada stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, dan/atau efisiensi, kelancaran, keamanan, dan keandalan sistem pembayaran. Dalam artikel ini, penulis akan menggunakan terminologi tersebut untuk merujuk kepada aspek-aspek infrastruktur yang dimungkinkan teknologi di dalam sistem finansial.

​

Keberadaan industri keuangan yang mengadopsi sistem teknologi terbaru sebagai bagian inti dari model bisnis mereka telah tumbuh secara pesat beberapa tahun ke belakang. Fintech News Singapore (2020) mengungkap bahwa di Indonesia, telah ada 322 perusahaan yang menerapkan fintech, ditambah 125 layanan pinjaman daring yang terdaftar namun tidak berlisensi. Setengah dari perusahaan tersebut adalah penyedia layanan pinjaman daring (Fintech News Singapore, 2020). Perusahaan lain dalam lanskap industri ini menyediakan layanan dan produk terkait pembayaran, blockchain/crypto, keuangan pribadi, asuransi, penghimpunan dana, pembanding, dan point-of-scale. Berdasarkan Departemen Perdagangan AS (2021), uang digital dan pinjaman daring P2P adalah dua subdomain fintech yang tumbuh paling cepat. Lebih jauh, layanan pembayaran berbasis internet merupakan saluran pembayaran fintech yang terbesar, mencapai 2.009 triliun rupiah pada Maret 2020, walaupun menurun ke 1.773 triliun pada bulan Juni (Sugandi, 2021). Beberapa startup fintech Indonesia, seperti Tokopedia, Bukalapak, Traveloka, Jd.id., dan OVO, telah menjadi unicorn, sementara satu perusahaan yaitu Gojek mencapai gelar decacorn  (Sugandi, 2021).

​

Pertumbuhan industri fintech yang cepat juga telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap atmosfer bisnis secara umum, terutama dalam hal kecepatan dan efisiensi. Keberadaan teknologi yang canggih telah mengubah model bisnis di berbagai bidang secara dramatis, terutama dalam hal sistem pembayaran. Uang elektronik saat ini diterima sebagai bentuk pembayaran oleh lebih dari 500.000 pedagang di Indonesia. Selain itu, fintech juga telah mempengaruhi bagaimana perusahaan memberikan layanan pelanggan. Kemudian, perusahaan fintech juga sudah memberikan stimulus bagi pertumbuhan bisnis-bisnis lain. Industri fintech mendorong pertumbuhan dengan menyediakan alternatif lain dari saluran pinjaman yang mudah diakses terutama bagi UKM yang biasanya lebih sulit dalam mencari modal keuangan. Pada tahun 2019, setidaknya 54% peminjam P2P adalah UMKM, yang mencakup 55% dari seluruh pinjaman dengan total 54 triliun rupiah (Wardhani & Bohmann, 2020), Penurunan ongkos bagi investor yang dimungkinkan oleh aplikasi investasi juga cenderung memudahkan perusahaan, terutama yang berukuran besar, dalam upaya menghimpun dana.

​

Kemudian, banyaknya perusahaan fintech Indonesia pun mempengaruhi perilaku konsumen. Sebagai contoh, semakin banyak tersedianya opsi “pay later” di berbagai e-commerce memudahkan calon pembeli untuk memperoleh produk berharga tinggi yang mungkin tidak bisa mereka beli jika fitur tersebut tidak ada. Fitur ini telah mengisi kekosongan yang sebelumnya muncul karena keengganan konsumer untuk memiliki kartu kredit. Semakin mudahnya akses informasi pun cenderung meningkatkan ekspektasi konsumen terhadap produk dan layanan yang akan mereka beli, terlepas dari ukuran dan skala produser terkait. Hal ini mempengaruhi tingkat kompetisi di dalam industri fintech itu sendiri, yang kemudian akan mempengaruhi ekosistem bisnis secara umum pada akhirnya.

​

Konsekuensinya, fintech terus memberikan pengaruh kepada ekonomi Indonesia di skala makro. Prospek industri yang lahir karena populasi yang besar telah memberikan kesempatan yang signifikan bagi Indonesia untuk meraih pertumbuhan ekonomi. Laporan MEDICI menunjukkan bahwa pada periode 2018 hingga 2020, Indonesia telah menyaksikan investasi sebesar 849 juta dollar AS di bidang fintech, dengan angka terbesar pada 2020, yaitu senilai 329 juta dollar AS (Kumar, 2021). Laporan tersebut juga mengungkap bahwa 84% dana tersebut diinvestasikan kepada perusahaan dalam tahap pertumbuhan. Di tambah lagi, pemerintah juga menjadikan perusahaan fintech agen untuk melawan eksklusi keuangan yang marak di Indonesia. Penelitian Google, Temasek, dan Bain pada 2020 menunjukkan bahwa 75% masyarakat Indonesia tidak dapat mengakses layanan keuangan (Ariesta, 2021). Pemerintah menargetkan untuk memanfaatkan keberadaan bank digital untuk menekan angka masyarakat tanpa rekening bank. Tentu, akses terhadap infrastruktur yang merata serta aturan yang jelas bersifat krusial dalam merealisasikan tujuan ini. Sebaliknya, fintech yang berkaitan dengan blockchain dan cryptocurrency yang kerap dinilai sebagai upaya demokratisasi keuangan dapat menjadi tantangan bagi perekonomian nasional karena banyak dinilai menurunkan kontrol pemerintah dalam bidang moneter.

Referensi

​

​

Ariesta, A. (2021, September 24). Potensi Besar Bank Digital Bidik 75% Masyarakat Unbanked. SINDOnews.com. Retrieved December 26, 2021, from https://ekbis.sindonews.com/read/550222/178/potensi-besar-bank-digital-bidik-75-masyarakat-unbanked-1632485350 

​

Bank of Indonesia. (2020). Apa Itu Teknologi Finansial (Fintech)​. Bank Indonesia. Retrieved December 26, 2021, from https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/sistem-pembayaran/ritel/financial-technology/default.aspx 

​

Fintech News Singapore. (2021, October 18). Indonesia Fintech Report and map 2020. Fintech News Singapore. Retrieved December 26, 2021, from https://fintechnews.sg/45513/indonesia/indonesia-fintech-report-and-map-2020/ 

​

Kumar, S. (2021, February 10). Indonesia Fintech Report 2021. Inner Circle by MEDICI. Retrieved December 26, 2021, from https://gomedici.com/indonesia-fintech-report-2021-by-medici 

​

Mayor, T. (2021, February 4). Fintech, Explained. MIT Sloan. Retrieved December 26, 2021, from https://mitsloan.mit.edu/ideas-made-to-matter/fintech-explained 

​

Sugandi, E. A. (2021). The Covid-19 Pandemic and Indonesia's Fintech Markets. Asian Development Bank. 

US Department of Commerce. (2021). Indonesia - Financial Services (Financial Technology). International Trade Administration. Retrieved December 26, 2021, from https://www.trade.gov/country-commercial-guides/indonesia-financial-services-financial-technology 

​

Van Loo, R. (2018). Making Innovation More Competitive: The Case of Fintech. UCLA Law Review, 65(232). 

​

Wadhani, N. K., & Bohmann, M. (2020, November 5). How Fintech Can Help Indonesia's Small and Medium Enterprises Survive the COVID-19 Pandemic. University of Queensland Research. Retrieved December 26, 2021, from https://research.uq.edu.au/article/2020/11/how-fintech-can-help-indonesia%E2%80%99s-small-and-medium-enterprises-survive-covid-19-pandemic 

​

​

bottom of page