top of page

I Know This Much Is True:
APAKAH PRAKTIK KEUANGAN BERKELANJUTAN MENURUNKAN PERFORMA INVESTASI?

Mochamad Maulia Giffary

Investasi berkelanjutan telah menjadi istilah yang hangat di antara pengamat keuangan di dunia. Sumber yang berbeda umumnya mendefinisikan keuangan berkelanjutan secara berbeda, namun definisi yang ditawarkan HSBC penting untuk digarisbawahi. Bank tersebut menyatakan bahwa keuangan berkelanjutan adalah ”bentuk layanan keuangan yang menggabungkan kriteria lingkungan, sosial, dan tata kelola ke dalam bisnis dan keputusan investasi” atau ”aktivitas pendanaan dan investasi yang mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB, terutama mengambil tindakan dalam melawan perubahan iklim” (2021). Menekankan pentingnya tujuan lingkungan, masyarakat, dan tata kelola di samping keuntungan, keuangan berkelanjutan dianggap sebagai jawaban terhadap kritik yang terus-menerus diberikan kepada prinsip-prinsip ekonomi global saat ini yang mengedepankan pertumbuhan, yang dinilai berdampak buruk terhadap dunia alam dan sosial. Namun, masih banyak pihak memberikan kritik terhadap dimungkinkannya untuk berinvestasi secara berkelanjutan. Meskipun kami tidak dapat mendiskusikan semuanya, salah satu kritik yang dinilai penting untuk disebutkan ialah bahwa menambah pertimbangan lain selain keuntungan dapat mengalihkan investor dari memilih instrumen keuangan terbaik dan, dengan demikian, mengorbankan performa investasi secara keseluruhan. Artikel ini akan mengkaji sejauh mana kebenaran klaim ini.

​

Beberapa pengamat tradisionalis percaya bahwa menambah kerumitan ke dalam keputusan investasi bukan tanpa risiko. Ketika menjadi umum, praktik keuangan berkelanjutan akan memberikan tekanan kepada bisnis untuk mengalihkan fokus mereka dari hanya memperoleh keuntungan dengan menekankan faktor lain di bidang sosial dan lingkungan. Keuntungan bisnis akan berubah menjadi pengembalian investasi, dan oleh sebab itu, pengalihan semacam itu akan mengkompromikan tekad bisnis untuk memaksimalkan keuntungan dan akan pula mengkompromikan perolehan yang didapatkan investor. Milton Friedman, salah satu pendukung paling terkenal dari teori pemegang saham, menekankan bahwa meminta perusahaan untuk berkontribusi kepada masyarakat sama dengan meminta pajak kepada mereka dua kali (Friedman, 1970, dalam Bodhanwala & Bodhanwala, 2019). Dengan pendapat serupa, Hudson (2005, dalam Bodhanwala & Bodhanwala, 2019) berpendapat jika praktik etika bisnis dapat meningkatkan biaya operasional perusahaan secara keseluruhan karena mereka akan harus membayar gaji pekerja yang lebih besar, melakukan pembayaran yang lebih tinggi dan cepat kepada penyuplai, memberikan lebih banyak pengeluaran, dan kedekatan kepada masyarakat dapat menarik banyak uang dari perusahaan yang sebenarnya dapat digunakan bagi perusahaan itu sendiri. Terakhir, penemuan yang lebih baru dari Bernal et al. (2021) juga menyimpulkan bahwa investasi berdampak memiliki performa di bawah pasar pada umumnya.

​

Namun, semakin banyak ahli keuangan yang berpendapat bahwa investasi ESG, malah, cenderung untuk menunjukkan performa yang lebih baik daripada investasi biasa. Contohnya, setelah menganalisis lebih dari 2000 studi empiris, Friede et al. (2015) menemukan jika telah terdapat tren yang stabil di mana ESG memberikan dampak yang positif terhadap performa keuangan perusahaan. Selain itu, Pham et al. (2021) juga menemukan bahwa dari 116 perusahaan Swedia yang tercatat pada 2019, praktik berkelanjutan memberikan hubungan yang positif terhadap pangsa pendapatan, pengembalian aset, pengembalian saham, dan pengembalian dari modal yang digunakan. Para praktisi juga mengamplifikasi suara-suara ahli ini, termasuk Morgan Stanley. Bank tersebut menunjukkan bahwa investasi berkelanjutan dapat menekan risiko kerugian. Selain itu, bukti statistik juga menunjukkan bahwa keuangan berkelanjutan lebih stabil dalam periode ketidakstabilan ekstrem (Morgan Stanley, 2019).

​

Ditambah lagi, selain kedua argumen yang bertentangan tersebut, ada juga pandangan bahwa investasi berdampak menunjukkan performa yang sama saja dengan investasi biasa. Sebagai contoh, Hamilton et al. (1993) menunjukkan bahwa reksadana yang dinilai memiliki tanggung jawab sosial tidak mendapatkan keuntungan pengembalian yang signifikan dan performa mereka secara statistik tidak berbeda dari reksadana pada umumnya.

​

Dengan demikian, jelas bahwa belum ada konsensus di antara pengamat tentang hubungan antara investasi berkelanjutan dan performa investasi. Namun, sejumlah catatan penting untuk disebutkan ketika memahami perbedaan perspektif tersebut. Pertama, kebanyakan studi yang disebutkan menekankan hubungan antara investasi berkelanjutan dengan performa keuangan. Penting untuk digarisbawahi jika kita juga perlu mempertimbangkan keuntungan yang diperoleh dari kesejalanan dengan nilai-nilai pribadi ketika mengambil keputusan berinvestasi serta dampak-dampak tidak langsung dan jangka panjang terhadap lingkungan dan masyarakat secara umum, yang keduanya dapat dinilai secara berbeda antara satu investor dengan yang lainnya. Selain itu, di tengah urgensi akan krisis iklim yang lebih parah dari masa sebelumnya, industri hijau memiliki kesempatan yang besar untuk semakin menjadi menguntungkan dengan berjalannya waktu, dan hal ini bisa jadi tidak tercatat dalam analisis-analisis retrospektif yang disebutkan di atas.

Referensi

​

​

Bernal, O., Hudon, M., & Ledru, F.-X. (2021). Are Impact and Financial Returns Mutually Exclusive? Evidence from Publicly-Listed Impact Investments. The Quarterly Review of Economics and Finance, 81, 93–112. https://doi.org/10.1016/j.qref.2021.04.010 

​

Bodhanwala, S., & Bodhanwala, R. (2019). Do Investors Gain from Sustainable Investing an Empirical Evidence from India. International Journal of Business Excellence, 19(1), 100. https://doi.org/10.1504/ijbex.2019.101710 

​

Friede, G., Busch, T., & Bassen, A. (2015). ESG and Financial Performance: Aggregated Evidence from More than 2000 Empirical Studies. Journal of Sustainable Finance & Investment, 5(4), 210–233. https://doi.org/10.1080/20430795.2015.1118917 

​

Hamilton, S., Jo, H., & Statman, M. (1993). Doing well while doing good? the investment performance of Socially Responsible Mutual Funds. Financial Analysts Journal, 49(6), 62–66. https://doi.org/10.2469/faj.v49.n6.62 

​

Pham, D. C., Do, T. N., Doan, T. N., Nguyen, T. X., & Pham, T. K. (2021). The Impact of Sustainability Practices on Financial Performance: Empirical Evidence from Sweden. Cogent Business & Management, 8(1), 1912526. https://doi.org/10.1080/23311975.2021.1912526 

​

Providing Sustainable Finance: HSBC Holdings plc. HSBC. (2021). Retrieved November 7, 2021, from https://www.hsbc.com/who-we-are/our-climate-strategy/providing-sustainable-finance. 

​

​

bottom of page