Learn The Ropes:
PROJECT MANAGER
Aliya Putri
Institut Manajemen Proyek (PMI) mendefinisikan manajemen proyek sebagai “Pengaplikasian dari ilmu pengetahuan, keahlian, peralatan, dan teknik untuk menjalankan kegiatan guna mencapai permintaan dari proyek tersebut” (PMI, 2017). Berangkat dari definisi diatas, dapat diartikan bahwa manajer proyek adalah tenaga profesional yang memiliki tanggung jawab untuk memanajemen proyek untuk mencapai tujuan-tujuan proyek. Pada dasarnya, manajer proyek memiliki kewajiban yang sama dengan manajer pada tingkat umum lainnya, yaitu; melakukan rangkaian aktivitas (mencakup perencanaan dan pengambilan keputusan, mengorganisir, memimpin, dan mengontrol) yang ditujukan pada sumber daya organisasi (sumber daya manusia, keuangan, fisik, dan informasi) untuk meraih tujuan organisasi secara efektif dan efisien (Griffin, ‘Management’ 8th edition). Merujuk pada nama dari profesi ini, manajer proyek fokus untuk mengelola hal-hal dalam cakupan area/bidang yang lebih kecil dengan periode waktu yang singkat, atau selanjutnya kita kenal sebagai proyek, yang menjadi pembeda utama antara manajer proyek dengan manajer pada umumnya. Dari pembahasan sebelumnya, sangat penting untuk mengetahui apa definisi ‘proyek’ yang sebenarnya. PMI mendeskripsikan proyek sebagai “Upaya sementara yang dilakukan untuk menciptakan produk, layanan, atau hasil yang unik“ (PMI, 2017). Proyek biasanya ditandai dengan karakteristik berikut; a)Waktu pengerjaannya yang relatif singkat, dengan tanggal mulai dan selesai yang jelas, b)Keuangan yang teratur dan statis untuk jangka waktu sepanjang proyek dilaksanakan, dengan hal-hal terbatas juga, c)Pekerja hanya akan terikat kepada pekerjaan proyek dalam waktu yang sebentar. Manajer proyek diperlukan oleh perusahaan yang mengelola banyak proyek dalam durasi waktu tertentu.
Dari pembahasan yang telah di detailkan pada paragraf sebelumnya, manajer proyek diharuskan untuk melakukan hal-hal tertentu, memenuhi kebutuhan tertentu, dan memiliki tanggung jawab atas proyek yang sedang berlangsung. Seperti manajer pada umumnya, manajer proyek memiliki peran-peran penting yang terbagi menjadi tiga kategori; peran antarpribadi, informasi, dan pengambilan keputusan. Sebagai tambahan untuk mencapai peran tersebut, manajer juga membutuhkan beberapa keahlian spesifik. Keahlian manajemen yang paling mendasar adalah keahlian teknis, antarpribadi, konsepsi, diagnosis, komunikasi, pembuatan keputusan, dan manajemen waktu. Gambar dibawah akan menunjukkan karakteristik dan peran yang dibutuhkan sebagai seorang manajer proyek lengkap dengan frekuensinya:

Gambar 1. Karakteristik/tanggung jawab manajer proyek (Frisanco, and Anglberger, 2008)

Gambar 2. Peran manajer proyek (Frisanco, and Anglberger, 2008)
Berkaitan dengan proyek tersebut yang harus diselesaikan dengan periode waktu yang singkat dan pendanaan yang terbatas terencana, akan lebih baik jika manajer proyek memiliki kemampuan tambahan seperti mampu bekerja dibawah tekanan, bekerja cepat, dan dapat multitasking (mengerjakan beberapa hal sekaligus).
Meskipun menjadi seorang manajer proyek mungkin terdengar menarik bagi sebagian orang, namun pekerjaan ini sama halnya dengan pekerjaan lain yang memiliki keunggulan serta kelemahan. Pertama, dilihat dari perspektif finansial, manajemen proyek memiliki potensi untuk menjalin kerja sama dengan pihak-pihak eksternal perusahaan, jika proyek yang dijalankan berakhir bagus dan sesuai harapan, bisa jadi manajer proyek turut mendapatkan keuntungan/bonus ekstra dari rekan kerjanya tersebut, harapannya semakin banyak proyek kerja sama yang ia ambil, semakin besar pula kemungkinan ia mendapatkan keuntungan tambahan. Sebaliknya, jika para manajer proyek ini tidak mencoba untuk mencari kesempatan di luar perusahaan dan mencari aman dengan hanya menjalankan project pribadi perusahaan tempat bernaungnya, ia akan stagnan di posisinya. Selanjutnya dari perspektif kesehatan dan psikologis, melihat bahwa proyek harus selesai dalam periode waktu yang pendek dan keuangan yang sifatnya tidak berputar, kondisi ini dapat berpengaruh buruk pada kesehatan dan bisa jadi memicu isu mental seperti sakit kepala, kelelahan, hingga stress (merasa tertekan). Sebaliknya, karena waktu kerja yang pendek, diharapkan dampak buruk dari segi kesehatan dan psikologis ini hanya berlangsung secara singkat dan mudah untuk pulih.
Dengan prospek pekerjaan yang baik, terlebih di masa depan kegiatan industrial akan semakin memadat, jumlah manajer proyek yang diperlukan juga akan bertambah. Pada akhirnya, semua orang dari latar belakang apapun bisa menjadi manajer proyek selama memenuhi kualifikasi yang diminta. Jika seseorang ingin menyiapkan dirinya lebih mendalam untuk menjadi seorang manajer proyek, beberapa jurusan kuliah ini dapat dipertimbangkan untuk menjadi pilihan ketika sudah lulus dari tingkat sekolah menengah nanti. Jika di perguruan tinggi ingin melanjutkan di klaster saintek (sains dan teknologi), pilihan terbaik yang memiliki potensial besar untuk diambil adalah teknik industri. Namun jika ingin melanjutkan di klaster soshum (sosial humaniora), ada Manajemen dan Ilmu Komunikasi yang dapat dijadikan pilihan. Harapannya dengan memilih jurusan kuliah tersebut dapat sangat membantu untuk menyiapkan diri menjadi seorang manajer proyek yang ideal.
Referensi
​
Griffin, R. W. Management 8th edition
Frisanco, T. and N. Anglberger. “Operations management vs. project management — the operations services universe and its new project manager.” 2008 4th IEEE International Conference on Management of Innovation and Technology (2008): 323-326.
Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2013). Organizational Behavior (15th Ed). Pearson
McShane, S., & Glinow, M. A. V. (2017). Organizational Behavior. Mc-Graw Hill Education