top of page

DARI PRASEJARAH HINGGA KONTEMPORER  
BAGAIMANA KEUANGAN INDONESIA TELAH BERKEMBANG

Mochamad Maulia Giffary

Menjadi rahasia umum jika telah terjadi peningkatan kesadaran di antara pemuda Indonesia tentang pentingnya perencanaan keuangan. Menurut Co-Founder dari Investor Academy Indonesia, Donald Lantu, pengaruh dari eksposur pengetahuan tentang keuangan di media sosial telah membuat jumlah investor Indonesia meningkat 20-30% sejak 2015. Meskipun tren baru yang muncul belakangan, kebiasaan berhemat dan pola pengaturan kekayaan di antara masyarakat Indonesia sebenarnya dapat dilihat hingga ke masa prasejarah. Artikel ini akan mengkaji lebih dalam tentang sejarah dan perkembangan keuangan dan perbankan Indonesia.

 

Salah satu bentuk paling awal dari pola penyimpanan kekayaan di Nusantara dapat dilihat pada era prasejarah di mana masyarakat berupaya menimbun makanan mereka pada masa-masa mudah dan menyimpan sisanya untuk masa-masa sulit saat sumber pangan lebih langka. Pada saat itu, masyarakat berkesperimen untuk mengetahui bagaimana cara agar makanan yang telah mereka kumpulkan dapat diawetkan untuk penggunaan sewaktu-waktu.

celengan-babi_20180421_095804.jpg

Lebih jauh, bukti fisik terdahulu yang menggambarkan tradisi masyarakat Indonesia terkait perilaku menabung dapat dilihat pada kebudayaan Majapahit. Pada masa ini, sejumlah mata uang lokal dan asing telah diaplikasikan untuk penggunaan umum sebagai alat tukar. Para arkeolog menemukan sejumlah artefak celengan di Trowulan yang sebelumnya menjadi ibukota Majapahit. Menurut Supratikno dalam Monumen: Karya Persembahan untuk Prof. Dr. R. Soekmono, kebanyakan celengan tersebut berbentuk babi – diikuti selanjutnya oleh domba, kura-kura, kuda, dan gajah.  Penemuan ini juga didukung oleh analisis seorang sejarawan Perancis, Denys Lombard, yang percaya bahwa kebiasaan menabung yang banyak ditemukan di Jawa merupakan hasil dari pengaruh budaya Tiongkok di pulau tersebut.

WhatsApp-Image-2018-11-20-at-14.39.53.jpeg

Kekuatan Barat turut membawa sistem keuangan mereka pada saat kedatangan mereka ke Nusantara. Pada 1746, bank pertama di Nusantara yang diberi nama Bank van Courant didirikan dan menawarkan pinjaman dengan berbagai jaminan, sebelum akhirnya ditutup pada perkembangan berikutnya karena krisis keuangan. De Javasche Bank kemudian didirikan oleh pemerintahan kerajaan Belanda pada 1828 dengan sejumlah hak eksklusif, termasuk dalam mencetak dan menyebarkan mata uang sendiri. Eric Sugandi dari Kenta Institute melihat jika Lembaga perbankan lokal dan asing yang bermunculan saat itu – sebagian bersifat komersial dan sebagian lainnya untuk membantu satu sama lain – dibuat untuk menunjang aktivitas ekonomi dari para pedagang di Nusantara. De Javasche Bank sempat digantikan oleh institusi perbankan buatan Jepang pada masa penjajahan Jepang di Indonesia, sebelum akhirnya dibawa Kembali dan dinasionalisasi sebagai bank sentral pada 1953.

 

Pada 1946, BNI didirikan sebagai fusi dari yayasan yang didirikan setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Bank ini berstatus sebagai bank pembangunan sebelum menjadi bank umum pada 1955. 5 Juli yang merupakan tanggal berdiri bank tertua di Indonesia ini pada 1946 kemudian dijadikan Hari Bank Nasional hingga saat ini. Semakin banyak bank bermunculan sejak berdirinya BNI, terus menawarkan semakin banyak pula pilihan layanan keuangan kepada masyarakat, termasuk dengan adanya Bank Muamalat yang dianggap sebagai bank Syariah pertama di Indonesia yang didirikan pada 1991.

 

Saat ini, semakin banyak masyarakat Indonesia yang terintegrasi pada sistem keuangan nasional dan global, menggunakan berbagai layanan keuangan yang ditawarkan oleh institusi keuangan, baik bank maupun non-bank. Hingga sekarang, pemerintah Indonesia terus gencar menciptakan kebijakan yang bertujuan untuk menurunkan biaya untuk bergabung dengan sistem keuangan yang.ada dengan harapan bahwa semakin banyak masyarakat kita yang bergabung ke dalam sistem keuangan kita dan merasakan manfaat dari berbagai layanan keuangan.

Referensi

​

Azizah, N. (2021). Jumlah Investor Milenial Meningkat Selama Pandemi |Republika Online. Republika Online. Retrieved 2 July 2021, from https://www.republika.co.id/berita/qvd163463/jumlah-investor-milenial-meningkat-selama-pandemi.

​

Azzura, S. (2016). Sejarah perbankan Indonesia, warisan penjajah penggerak ekonomi RI | merdeka.com. merdeka.com. Retrieved 2 July 2021, from https://www.merdeka.com/uang/sejarah-perbankan-indonesia-warisan-penjajah-penggerak-ekonomi-ri-sejarah-perbankan-di-indonesia.html.

​

Dhany, R. (2021). Terungkap! Ini Dia Bank Syariah Pertama di Indonesia. SINDOnews.com. Retrieved 2 July 2021, from https://ekbis.sindonews.com/read/396486/178/terungkap-ini-dia-bank-syariah-pertama-di-indonesia-1618365897.

​

Isnaeni, H. (2015). Alkisah Celeng, Celengan dan Babi Ngepet dari Zaman Majapahit. Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia. Retrieved 2 July 2021, from https://historia.id/kuno/articles/alkisah-celeng-celengan-dan-babi-ngepet-dari-zaman-majapahit-vJdwy/page/1.

​

Rahayu, R., & Raditya, I. (2019). Sejarah Hari Bank di Indonesia & Alasan Diperingati Setiap 5 Juli - Tirto.ID. tirto.id. Retrieved 2 July 2021, from https://tirto.id/sejarah-hari-bank-di-indonesia-alasan-diperingati-setiap-5-juli-edCS.

​

Sejarah BI. Bi.go.id. (2021). Retrieved 2 July 2021, from https://www.bi.go.id/id/tentang-bi/sejarah-bi/Default.aspx.

Edited by Vanessa Michaela Jaya.

bottom of page